DokterSehat.Com– Apakah menu sarapan Anda hari ini? Salah satu menu sarapan yang cukup populer di Indonesia adalah bubur. Sarapan dengan bubur memang super nikmat, selain itu menu bubur juga bisa menjadi menu sarapan yang praktis dan bergizi seimbang.
Bubur cukup mudah disiapkan, biasanya disajikan dengan berbagai toping dan beragam kuah tergantung dengan olahan bumbu yang khas di masing-masing daerah.
Akan tetapi, sarapan dengan bubur bukan berarti tidak memiliki risiko, lho.
Kebiasaan makan bubur yang meningkatkan kandungan lemak
Bubur yang biasanya disajikan dengan banyak toping, justru rentan membuat kita memilih bahan baku yang berlemak dan hanya kaya cita rasa saja.
Hal ini secara tidak langsung akan menyebabkan asupan lemak dalam tubuh di awal hari menjadi tinggi.
Lebih lanjut, asupan lemak yang tinggi saat sarapan akan menyebabkan metabolisme tubuh menjadi berat, tubuh menjadi lemas dan risiko terjadinya gangguan pencernaan semakin besar.
Untuk itu, kita sebaiknya mengontrol pilihan bahan makanan yang ditambahkan saat sarapan dengan bubur.
Kebiasaan-kebiasaan berikut di bawah ini sebaiknya Anda hindari saat sarapan dengan bubur, yaitu:
1. Memilih kuah bubur dari kaldu hewani kental
Meskipun tidak banyak ditambahkan, pilihan kuah pada bubur bisa sangat memengaruhi asupan lemak untuk tubuh di awal hari.
Kuah dari hewani, misalnya kuah dari kaldu daging, tulang, atau ayam, memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.
Apalagi disajikan dalam konsistensi cair yang justru lebih mudah diserap namun memberatkan kerja metabolisme pencernaan. Sebaiknya hindari menambahkan kuah hewani terlalu banyak pada bubur.
2. Memilih menu lauk hewani yang digoreng
Lauk hewani yang paling khas pada bubur tentu adalah potongan ayam dan telur, ya.
Lauk hewani sendiri sudah memiliki kandungan lemak jenuh, apabila kita memilih lauk ayam yang atau telur yang digoreng, maka tentu kandungan lemak pada bubur akan semakin tinggi.
Meskipun memang praktis disajikan, akan lebih baik jika Anda memilih metode masak lain untuk lauk hewani pada bubur agar kandungan lemaknya bisa ditekan.
3. Pilihan toping sebagian besar digoreng, misalnya kacang goreng, bawang goreng atau cakwe
Apa pilihan toping bubur favorit Anda? Tentu sudah menjadi hal yang lumrah jika bubur disajikan dengan banyak toping, ya.
Sayangnya, sebagian besar pilihan toping pada bubur disajikan dengan metode yang tinggi lemak, yaitu digoreng. Misalnya saja, kacang goreng, bawang goreng atau cakwe yang juga digoreng.
Menambahkan banyak toping berlemak tentu secara otomatis akan meningkatkan kandungan lemak dalam bubur pula dengan cukup drastis, ya.
4. Menambahkan terlalu banyak kerupuk
Nah, yang satu ini memang seakan tidak boleh ketinggalan saat makan bubur, ya.
Akan tetapi, jangan lupa bahwa kerupuk juga banyak mengandung lemak. Kebiasaan menambahkan kerupuk dalam jumlah banyak saat makan bubur tentu akan meningkatkan asupan lemak saat mengonsumsi bubur untuk sarapan.
Lantas, bagaimana sebaikya mengonsumsi bubur agar kandungan lemaknya tidak tinggi?
Mengonsumsi bubur dengan pilihan bahan baku yang tidak lengkap, tentu tidak nikmat ya.
Tenang, Anda bisa tetap menikmati sajian bubur dengan bahan baku yang lengkap, namun tetap rendah lemak, yaitu dengan:
- Tingkatkan porsi sayuran, misalnya dengan menambahkan banyak daun bawang atau jamur.
- Utamakan memilih kuah dan lauk yang rendah lemak, misalnya kuah kaldu encer atau kaldu dari bawang-bawangan dan lauk ayam rebus, ayam bumbu kuning, atau telur ceplok air.
- Ganti kacang goreng dengan kacang panggang dan tambahkan sedikit saja kerupuk serta cakwe untuk pelengkap.
Komentar
Posting Komentar